EDGAR ALLAN POE - SUYAT ASLAH

EDGAR ALLAN POE



"Merah bukan selalu berarti warna. Puspa juga bukan pasti berarti kembang." begitulah kata Pujangga. Sifat sastra itu multitafsir. Beragam penafsiran yang justru jadi keindahan tersendiri. Tidak perlu mengunci tafsir tunggal ada di tangan penulis. Saat mengunci tafsir tunggal, yang justru muncul adalah kesan menggurui. semua orang tak suka digurui!

Nah, mari kita mengenal sedikit tentang siapa Edgar Allan Poe? Teman-teman mungkin sudah ada yang mengenal nama itu atau lamat-lamat mendengarnya. terutama kamu yang penikmat sastra.

Yup, dia adalah seorang penyair. Tak hanya penyair, dia juga seorang cerpenis, wartawan dan kritikus. Ada yang menganggap dia seperti “leluhur” dari sastra modern dan menjadi salah satu pemimpin 'Gerakan Romantik'. Dasar pemikirannya sangat mendalam terutama dalam teori kritis membentuk sebuah cerpen maupun puisi. Dia juga yang mempelopori sebuah gagasan bahwa seharusnya sebuah cerpen menciptakan kesatuan efek tunggal. Gagasan lain juga tentang panjang sebuah cerpen, seorang pembaca cerpen seharusnya bisa menuntaskan bacaannya “dalam sekali duduk”. Dalam hidupnya, Edgar Allan Poe banyak menulis tentang misteri dan kisah detektif.

Penyair kelahiran 1809 asal Amerika Serikat ini, lahir dari sepasang suami istri seorang aktor yang meninggal saat poe masih kecil, umur dua tahun lebih. Kemudian poe kecil diadopsi oleh eksportir kaya bernama John Allan dari Richmond, Virginia, meski tak ada pernyataan resmi mengenai kepengasuhannya. Tetapi mereka tetap merawatnya dengan baik hingga dewasa.

Sayangnya, setelah tumbuh dewasa Poe suka sekali mabuk-mabukkan, berjudi dan punya banyak hutang. Membuat hubungannya dengan ayah angkatnya merenggang. Dia dikeluarkan dari universitas Virginia di Charlottesville. Lalu Poe pergi ke Boston, mengambil peruntungan di dunia militer sekaligus menerbitkan koleksi puisi anonim pertamanya “Tamerlane and other poems (1827)”. Pada tahun 1829, Poe diberhentikan dari jabatannya.

Setelah beberapa tahun cerpen pertamanya muncul di Philadelphia Saturday Courier, “MS. Found in a Bottle” menjadi cerita terbaik di Baltimore Saturday Visitor. Namun dari menulis, Poe belum bisa mencukupi sepenuhnya kebutuhan hidupnya, masih terus didera kemiskinan. Hingga karier hidupnya mulai membaik setelah menjadi editor di The Southern Literary Messenger di Richmond. Lalu di tahun berikutnya, menikah dengan Virginia yang masih tergolong sepupunya. Virginia meninggal pada tahun 1847 karena penyakit TBC. Lalu, saat bersiap untuk pernikahan keduanya pada 1849, Poe meninggal tanpa alasan yang jelas. Ada juga yang menyebut karena kebiasaan buruknya yang suka mabuk-mabukkan. Hingga kini, Poe diakui dunia sebagai salah satu pengarang paling penting dan berpengaruh hingga abad ini. Beberapa karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Salah satunya Maut dan Misteri, terjemahan Trisno Sumardjo, 1969. Kucing Hitam, oleh Anton Kurnia. Sejumlah puisinya juga telah diterjemahkan oleh Taslim Ali dalam buku Puisi Dunia l, 1953.

Suyat Aslah.

Referensi:
*Buku “Ensiklopedia Sastra Dunia”, karya Anton Kurnia.
*https://www.poetryfoundation.org/poets/edgar-allan-poe
Supriyatno Bagaikan sebutir benih yang terkubur di bawah tanah di musim sunyi

0 Response to "EDGAR ALLAN POE"

Post a Comment

Iklan

Iklan Tengah Artikel 1

ads

Iklan